NAVIGASI PENJELAJAHAN ALAM

NAVIGASI PENJELAJAHAN ALAM

I. Pengetahuan Dasar
Penjelajahan alam adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas atau alam terbuka yang sudah sangat populer di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki berbagai tempat atau alam yang indah dan sangat luarbiasa untuk dijelajahi. Bahkan, kegiatan penjelajahan alam saat ini sudah banyak diadopsi oleh berbagai lembaga pendidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi karena kegiatannya yang menarik. Bukan hanya untuk sekedar rekreasi. Akan tetapi, penjelajahan alam juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk pembelajaran, pelatihan atau memang hanya sekedar hiburan pelepas strees. Selain diadopsi oleh lembaga kegiatan, orang biasa juga bisa melakukan kegiatan penjelajahan alam karena juga bisa membuat orang yang melakukannya merasa senang dan puas karena telah berhasil menyelesaikan suatu tantangan yang cukup sulit untuk ditaklukan.
Penjelajahan alam terdiri atas berbagai kegiatan seperti pendakian gunung, perjalanan menempuh hutan rimba, penelusuran gua, arung jeram, panjat tebing dan lain sebagainnya. Disetiap kegiatan terdapat ciri khas masing-masing dan tentunya mempunyai tingkat kesulitan dan kemudahan yang bervariasi. Pada saat kita melakukan penjelajahan alam kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Dibutuhkan banyak persiapan sebelum kita melakukan berbagai macam kegiatan penjelajahan alam. Persiapan yang dibutuhkan antara lain, setiap pelaku kegiatan harus menguasai pengetahuan dasar antara lain navigasi darat, cara mempertahankan hidup (survival), dan P3K.
A. Navigasi darat
Navigasi adalah kegiatan untuk menentukan posisi atau arah perjalanan dipeta maupun dimedan sesungguhanya. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan navigasi antara lain kompas (untuk menentukan arah), Altimeter (alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara), Peta (gambaran seluruh/sebagian permukaan bumi pada bidang dua dimensi), GPS (sistem radio navigasi global yang terdiri atas beberapa satelit dan stasiun dibumi)
B. Survival (Bertahan hidup)
Survival adalah usaha untuk bertahan hidup dialam bebas sebelum mendapat pertolongan karena terjadinya keadaan darurat seperti kecelakaan, gangguan satwa, dan kondisi darurat lainnya.
Langkah mudah untuk melakukan survival adalah dengan STOP yaitu Seating beristirahat sejenak, Thinking berpikir jernih dalam menghadapai keadaan darurat yang terjadi, Observation mengamati keadaan sekitar, dan Planning membuat rencana dan memikirkan resiko-resiko yang mungkin terjadi saat kita melakukan survival. Selain menggunakan STOP kita juga harus berhati-hati dengan keadaan sekitar dan menghemat segala barang-barang seperti makanan, minuman dan obat-obatan yang masih tersisa. Barang-barang tersebut harus dihemat sampai pertolongan datang.
Kebutuhan dasar survival ada 4, yaitu air untuk minum, tempat berlindung seperti tenda, goa untuk melindungi diri dari ancaman alam seperti binatang buas, makanan untuk makan, dan api untuk penerangan, memasak makanan dan minuman serta untuk mengusir binatang buas.
Peralatan yang harus dibawa saat kita menjelajahi alam khususnya untuk survival adalah pisau, tali kecil, senter, peluit, korek api, garam tablet, obat-obatan, dan jas hujan.
C. P3K
Pengetahuan dan ketrampilan terhadap pertolongan pertama pada kecelakaan dialam bebas sangat dibutuhkan oleh penggila kegiatan alam. Karena saat kita melakukan kegiatan alam segala hal bisa terjadi. Bebrapa tindakan yang bisa kita lakukan apabila terjadi kecelakaan, seperti :
a. Sengatan binatang berbisa
Apabila terkena sengatan binatang buas dan teluka kita bisa langsung menempelkan tanah liat basah, atau mengoleskan vetsin diluka agar bisa berkurang pembengkakan dan rasa sakitnya.
b. Memar
Apabila terdapat memar dan tidak ada luka, memar bisa langsung dikompres dengan kantong air dingin. Selanjutnya untuk mengurangi pembengkakan dikompres dengan air panas atau obat oles panas selama 1-2 menit. Dan untuk membuka kembali pembuluh darah yang menyempit, kita bisa kembali mengompres dengan air dingin. Hal ini harus dilakukan secara rutin, 4-5 kali sehari untuk kesembuhan luka memar.
II. Mendaki Gunung
Mendaki gunung merupakan sebuah kegiatan yang mengasyikan. Karena disitu pendaki bisa mendapatkan kepuasaan setelah berhasil menaklukan medan dan mencapai puncak yang tertinggi. Memang tidak mudah, namun setiap akan melakukan kegiatan alam harus dipersiapkan dengan baik dan benar. Seorang pendaki harus memiliki mental yang kuat dan fisik yang memadai karena disana akan ada tantangan kegiatan yang berat baik dalam fisik maupun mental saat pendaki melakukan pendakian. Selain itu pendaki juga harus memiliki ketrampilan yang baik dan pengetahuan yang cukup agar dapat mengatasi keadaan apapun.
Dan yang penting adalah etika, karena dialam atau didaerah pendakian biasannya akan ada aturan-aturan tertentu dan kita tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak baik karena malah akan menyebabkan celaka untuk diri kita sendiri.
Persiapan yang wajib dibawa adalah perlengkapan pribadi seperti sepatu (sepatu gunung), pakaian secukupnya dan jaket, dan perlengkapan lain seperti tas, senter, pisau, P3K dll. Selain itu ada perlengakapan tekhnik seperti tali, helm, harness, carabineer, sling untuk mewaspadai medan yang harus dilewati terlebih apabila medan tebing.
Pada saat melakukan pendakian cara berjalan dan istirahat harus selalu diperhatikan karena hal itu merupakan hal pokok. Cara berjalan harus seimbang antar tarikan nafas dan langkah kaki karena beban berat yang ditunjang oleh badan. Cara istirahat juga kaki harus diluruskan dan mencari tempat yang tidak terlalu dingin agar pembuluh darah yang selama berjalan tertekuk bisa lancar kembali dan otot yang diistirahkan tidak menjadi kram atau kaku.
III. Penelusuran Gua
Penelusuran gua sangat menarik dan berbeda dari penjelajahan alam lainnya. Karena medannya yang terdapat dibawah permukaan tanah dan struktur batuan yang unik. Seorang penelusur gua harus mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Melakukan penelusuran gua juga harus dilakukan oleh berkelompok karena apabila terjadi kecelakaan akan ada yang bisa melakukan p3k.
Persiapan yang harus dipersiapkan adalah perlengakapan pribadi seperti pakaian, sarung tangan, sepatu, lampu, sumber cahaya cadangan seperti lilin dan juga peluit. Selain itu juga membutuhkan makanan, pakaian, pelampung, masker hidung, alat pemetaan dan tempat air minum. Peralatan tekhnik juga perlu dibawa seperti harness, cow’s tails, maillon rapide, jammer dada, webbing dll.
Bahaya yang mungkin menghampiri adalah seperti jatuh, memar, luka ringan, keruntuhan atap, kekurangan oksigen, terkena kotoran kelelawar, banjir didalam gua. Hal ini terjadi biasannya karena kurangnya pengetahuan, perlengkapan, konsentrasi dan kehati hatian para penelusur gua. Untuk meminimalisir bahaya yang terjadi yaitu dengan selalu berdoa, membawa peralatan yang lengkap, mengetahui keadaan gua secara detail, menyiapkan planing apabila terjadi bahay yang tidak terduga, dan selalu konsentrasi dan hati-hati.
IV. Arung Jeram
Arung jeram adalah kegiatan pengarungan sungai yang berjeram atau beriak didalam wahana tertentu. Di Indonesia kegiatan arung jeram sangat diminati oleh para penggemar wahan tersebut. Karena di Indonesia banyak terdapat sungai-sungai yang beriak dan mengasyikan untuk diarungi dengan berbagai tingkat kesulitan masing-masing.
Dalam arung jeram biasannya dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari 4-5 orang dengan seorang pemandu. Fungsi pemandu selain untuk mengistruksikan cara pengarungan yang benar juga untuk menerangkan keadaan sungai yang akan di arungi. Karena tingkat kesulitan masing-masing sungai yang berbeda-beda.
Peralatan regu yang dibutuhkan adalah perahu karet, dayung, pompa dan peralatan reparasi seperti tali dan gayung, peta sungai, dan peralatan p3k. Selain peralatan regu, perlengkapan pribadi juga sangat dibutuhkan yaitu pakaian dan sepatu, pelampung, helm, dan peralatan survival. Peralatan disesuaikan dengan berapa lama kita saat akan menyusuri sungai.
Beberapa bahaya dan solusi untuk menanggulanginya adalah :
a. Menabrak batu
Apabila menabrak batu biasannya perahu akan menjadi lambat karena memutar terhadap arus. Dan apabila kurang waspada maka bebrapa pengarung mungkin akan jatuh ke air. Apabila sudah terjadi hal tersebut sebaiknya perahu dan para pengarung menepi untuk mengistiratkan diri sejenak. Dan apabila keadaan telah kembali normal dapat dilanjutkan.
b. Terbalik
Apabila keadaan ini terjadi karena menabrak batu atau terkena arus yang kuat, maka seluruh pengarung harus segera lompat dari perahu agar tidak terjebak dibawah perahu. Setelah itu mengarah ketepi untuk mencari aman dan berhati-hati dengan batu yang tidak terlihat dibawa sungai. Untuk mengembalikan perahu kita dapat menarik tali dan menariknya ke tepi agar bisa di balikan kembali di tepi.
V. Panjat Tebing
Panjat tebing merupakan salah satu cabang kegiatan dari mendaki gunung. Panjat tebing berbeda dengan panjat dinding. Panjat tebing yaitu kegiatan memanjat tebing dialam terbuka, sedangkan panjat dinding yaitu kegiatan memanjat tebing dengan menggunakan medan dinding buatan. Bedanya lagi adalah, apabila panjat dinding biasanya wahananya terdapat disekolah-sekolah, lapangan, atau tempat rekreasi alam lain yang mudah dijangkau. Sedangkan panjat tebing harus menempuh perjalanan terlebih dahulu sebelum sampai dimedan panjat tebing. Sebelum mencapai medan dibutuhkan peralatan survival dan perlengkapan standar lain seperti saat kita melakukan pendakian gunung. Namun saat kita melakukan panjat tebing harus ditemani beberapa pem-belay yaitu orang yang profesional dalam bidang panjat tebing untuk mengawasi dan membantu pemanjat saat melewati medan tebing.
Selain itu ada beberapa komponen dasar yang harus dimiliki pemanjat tebing yaitu kekuatan fisik dan mental, daya tahan tubuh yang kuat, kelenturan yang baik dan tentunya tekhnik yang memadai untuk kenyamanan dalam memanjat tebing dan yang paling penting adalah peralatan seperti harness, tali dan sepatu panjat yang wajib dibawa untuk memanjat tebing.
Tekhnik dasar yang harus diketahui yaitu :
1. Mempertahankan 3 titik kontak
Anggota tubuh yang biasannya bertemu dengan dinding adalah 2 tangan dan 2 kaki. Namun apabila kita hendak memanjat maka harus ada satu dari 4 bagian tubuh kita yang menempel terlepas. Hal itu akan sangat membahayakan apabila terlepas 2 bagian tubuh. Maka kita harus selalu mempertahankan 3 bagian tubuh kita, menempel pada dinding.
2. Mengusahakan tangan selalu lurus
Jangan pernah menekuk tangan. Karena akan membuat tangan kita cepatt lelah. Karena dengan mengusahakan tangan selalu lurus, beban pada tangan akan lebih ringan karena ditunjang oleh otot bahu dan dada sehingga menjadi lebih enteng.
3. Memanjat dengan kaki bukan tangan
Memanjat dengan kaki akan lebih ringan dari pada menarik dengan tangan. Maka saat kita memanjat tebing doronglah dengan kaki dan jangan tarik dengan tangan.
Dalam melakukan penjelajahan alam, kita harus selalu memperhatikan persiapan mental maupun fisik, ketrampilan , pengetahuan medan dan kesiapan dalam segala kondisi. Karena alam menawarkan sejuta keindahan namun juga menyembunyikan sejuta bahaya yang bisa mengancam.
Dan dengan melakukan penjelajahan alam, kita bisa lebih mensyukuri anugerah alam yang sudah diberikan oleh Tuhan YME yang harus selalu kita jaga dan lestarikan keberadaanya
BERIKUT MAKANAN DARI ALAM LIAR KLIK LINK INI