Cara menyesuaikan diri saat di Gunung
Teknik
Aklimatisasi untuk Menghindari AMS Saat Mendaki Gunung
(Cara menyesuaikan diri saat di Gunung)
Aklimatisasi merupakan
suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap
suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya.
Mendaki
gunung merupakan aktivitas outdoor yang menyehatkan. Dalam mendaki gunung,
tubuh kita akan dituntut untuk selalu bergerak dan harus dalam keadaan sehat
bugar.
Dalam mendaki gunung baik, ada salah satu teknik yang harus
pendaki pelajari untuk menghindari gejala terkena penyakit Acute Mountain
Sickness atau AMS. "Teknik tersebut adalah teknik aklimatisasi. Aklimatisasi
merupakan upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi terhadap suatu lingkungan
baru yang akan dimasuki. Untuk mendaki gunung, konteks aklimatisasi di sini
adalah penyesuaian tubuh terhadap ketinggian tertentu," kata Mountain
Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis pada acara 'Sharing Tips dan Pengalaman
Mendaki Gunung di Atas 4.000 mdpl' di Consina Store Buaran.
1. Mendakilah dengan ritme yang konstan dan perlahan, hindari
mendaki terlalu cepat saat memasuki zona altitude yang lebih tinggi.
2. Untuk proses aklimatisasi yang lebih baik, Rahman menjelaskan,
"Mendakilah ke tempat yang lebih tinggi dan bermalamlah di tempat yang
lebih rendah."
3. Minum secara teratur. Aklimatisasi sering kali disertai
dengan kehilangan cairan, sehingga kita perlu untuk minum teratur setidaknya
4-7 liter per hari. Output urin juga harus berlimpah dan jernih.
4. Makan-makanan berkalori tinggi.
5. Istirahat dan tidur yang teratur, kurang lebih 6-8 jam.
Kurangnya istirahat dan tidur akan membuat kerja tubuh kurang maksimal.
6. Tenang dan tidak terlalu banyak melamun. Lakukanlah aktivitas
ringan untuk menjaga tubuh supaya tetap bergerak.
7. Hindari mengonsumsi alkohol, tembakau, dan obat penenang
(contohnya obat tidur). Hal ini dapat menghambat pernafasan dan memperburuk
gejala AMS.
8. Gunakan seluruh pakaian dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
dan ketinggiannya.
9. Jika mulai terjadi gejala penyakit ketinggian seperti pusing,
mual, dan sesak nafas, jangan mendaki lebih tinggi sampai gejala tersebut
hilang. Jika gejala meningkat, turunlah ke tempat yang lebih rendah.
10. Perlu diingat bahwa kemampuan adaptasi setiap orang terhadap
ketinggian berbeda-beda. Pastikan setiap orang dalam tim Anda telah beradaptasi
dengan baik terhadap ketinggian dan iklimnya sebelum naik ke tempat yang lebih
tinggi.
Baca juga artikel berikut :
1. >> Penyebab Kematian Pendaki Gunung <<
2. >> Gerakan Peduli Sampah Indonesia <<
3. >> Milad Pendaki Gunung Indonesia <<
Di Tulis Oleh : Wahyudi
Di Unggah Disunting Oleh : Rahmat Winarno
Di Dukung Oleh :
Tulisannya sangat menginspirasi. Lanjutkan perjuangan gan.
ReplyDelete